Bojonegoro (Media Center) – Menteri Pertanian, Andi Amran
Sulaiaman, memberikan bantuan 300 unit pompa air kepada petani
Bojonegoro di Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Rabu (24/6). Bantuan ini
untuk mengantisipasi kekeringan dan ancaman gagal panen yang bisa
dialami petani saat musim kemarau seperti ini.
Andi Amran menegaskan, dengan 300 unit pompa air ini dapat
menyelamatkan 10.000 hektar (Ha) areal pertanian padi di wilayah
Bojonegoro yang berpotensi dilanda kekeringan.
“Palinng lama dua minggu bantuan itu sudah sampai di sini,” tandasnya.
Dia menegaskan, bahwa fokus Kementerian Pertanian saat ini adalah
menyelamatkan areal tanaman pangan jangan sampai mati ataupun gagal
panen. Sebab, lanjut dia, di seluruh Indonesia lahan pertanian yang
berpotensi kekeringan mencapai 198 ribu Ha setiap tahunnya. Dari jumlah
itu, lahan yang puso atau gagal panen seluas 25 Ha.
“Karena itu, untuk mengantisipasinya tahun ini kita menganggarkan Rp
880 milyar untuk menambah 20 ribu sampai 30 ribu unit pompa air di
seluruh Indonesia. Termasuk di Bojonegoro ini,” ungkap Andi.
Selain membantu pompa air, Kementerian Pertanian juga akan melakukan
perbaikan jaringan irigasi di Bojonegoro dengan mengalokasi 4.000 Ha.
“Dengan tambahan luas areal 4 ribu hektar di sini, target kita 1,5
juta hektar akan terealisasi. Sekarang luas panen sudah satu juta hektar
lebih,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Bojonegoro memaparkan, bahwa berdasarkan prediksi
BMKG, musim hujan sampai dengan Juni, namun nyatanya pertengahan Mei
hujan sama sekali tidak terjadi padahal banyak petani Bojonegoro yang
sudah mempertaruhkan hidup untuk bercocok tanam.
“Melihat kondisi ini, saya beserta jajaran langsung menggelar rapat
untuk mengantisipasi sekaligus membuat skenario penyelamatan,”
ungkapnya.
Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Bojonegoro, menjelaskan, di awal April
kondisi Bengawan Solo masih banjir siaga II, namun sebulan kemudian
sebaliknya kondisi air mengering. Dari 32 ribu Ha tanaman padi di
wilayah Bojonegoro, ada 10 ribu Ha yang masuk dalam titik kritis.
“Inilah yang harus diselamatkan khususnya daerah yang jauh dari aliran Bengawan Solo,” tegas Kang Yoto.
Beberapa skenario setelah dilakukan analisa maka kebutuhan air bisa
dipenuhi dari Waduk Pacal dan pengairan teknis dari aliran Sungai
Bengawan Solo. Namun untuk menjaga stabilitas keamanan pendistribusian
air ini perlu melibatkan pihak aparat keamanan baik TNI maupun Polri.
“Juga pembangunan embung adalah dalam rangka untuk menjaga
ketersediaan air di musim paceklik seperti ini,” pungkas Kang Yoto.
(dwi/*mcb)
0 comments:
Post a Comment