Warga Mojodelik Mulai Kesulitan Air BersihReporter : Muhamad Fatoni
blokBojonegoro.com - Warga Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro mulai mengeluh karena kesulitan mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci, dan mandi. Hal tersebut seiring pergantian musim penghujan ke musim kemarau.

Rasiyo (62), warga Dukuh Gledekan, Desa Mojodelik mengaku sejak empat hari terakhir sumur bor yang berada di pekarangan rumahnya tersendat. Sumur itu memiliki kedalaman 12 meter. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ia harus mengambil air dari Sungai Kali Gandong yang berjarak sekitar 200 meter.

"Ambilnya membawa alat seadanya," ujarnya kepada blokBojonegoro.com, Selasa (2/6/2015).

Menurut Rasiyo, setiap tahun dusun setempat selalu dilanda kekeringan. Namun, kata dia, saat ini belum parah. "Yang paling parah sekitar bulan Juli-Agustus, karena sudah tidak ada hujan. Sumur-sumur warga juga banyak yang mengering," ungkapnya.

Warga Gledekan lainnya, Rasni (55) mengaku, seminggu ini ia jalan kaki naik turun ngangsu (mengambil) air dari Sungai Kali Gandong untuk kebutuhan sehari-hari. Biasanya, dalam sehari ia bisa mengambil empat hingga lima jon (tempat penampung air).

"Air itu hanya dipakai untuk masak dan minum. Kalau mandi dan cuci ya di Kaligandong sekalian menghemat air," ujar Rasni.

Menurut dia, warga Mojodelik bukan hanya mengalami krisis air bersih namun juga kesulitan air untuk bercocok tanam. Mayoritas persawahan warga mengandalkan air hujan sehingga hanya bisa ditanami padi saat musim hujan saja. "Sebagian petani sat ini sudah beralih menanam palawija seperti kacang tanah dan jagung," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan di musim kemarau. Namun, pihaknya meminta masyarakat tidak hanya mengandalkan droping air saat musim kemarau nanti.

"Sebab yang lebih penting adalah optimalisasi pemberdayaan masyarakat. Selain mengandalkan bantuan air bersih, masyarakat perlu membuat sumur bor," jelas Andik.

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) telah mengalokasikan anggaran untuk droping air sekira Rp100 juta. Bantuan yang disiapkan sebanyak 250 tangki. [oni/mu]

0 comments:

Post a Comment

 
MAHER JAYA DUKOHKIDUL © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top